Seruni part 2

Hallo seruni 

Dimulai saat di penghujung waktu SMA, aku telah mempersiapkan diriku menuju jenjang perkuliahan kupikir kau juga begitu, aku selalu berpikir kemana tujuanmu akanku pastikan diriku berada di sampingmu.

Aku mendengar kau akan pulang kampung ke yavadwipa, " Seruni aku mendengar kau akan pulang kampung?" Ucapku sambil berharap kau menjawabnya "iya setelah lulus aku akan pulang ke yavadwipa" sautmu tanpa ragu, awalnya aku bingung ingin memilih universitas apa tapi ketika mendengar kabarmu aku langsung menetapkan niatku untuk ke yavadwipa.

Kumulai niatku dan ku yakini hatiku, mengikuti seleksi pertama kuharap kau dan aku akan bertemu di yavadwipa. Selang beberapa hari setelah pendaftaran akhirnya pengumuman dan yang ku nanti adalah namamu dan namaku lolos bersama, dan yaa akhirnya aku bisa menyusulmu untuk ke yavadwipa, aku lulus seleksi dan akhirnya niatku dan usahaku tak sia-sia. Aku tak bisa menjelaskan bahagiaku seakan Tuhan memang merestui setiap langkahku menuju hatimu

Tapi apa yang kudapat, niatku untuk ke yavadwipa sebagian besar hanya untuk berada selalu di sampingmu ternyata tidak, untuk seleksi pertama namamu tidak lulus, aku berusaha menenangkan diri dan berharap seleksi ke dua yang kau ikuti akan menempatkan mu dan aku berada dalam satu waktu yang sama dan bisa menatap langit yang sama.

Tetapi yang kau lakukan seakan membuatku kecewa seakan menghancurkan harapan dan angan yang ku rancang dari awal, kau tidak memilih yavadwipa untuk melanjutkan studimu, kau malah memilih daerah lain, seakana aku bertanya. dimana dirimu? Menghindari ku? Atau mmng tak ingin bersamaku?. Aku menghampirimu tanpa ragu "katanya kau ingin pulang kampung?" Tanyaku sambil berharap kau menjawabnya "iya" cukup singkat, dari jawabanmu muncul pertanyaan lagi di kepalaku. Jika kau ingin kembali ke yavadwipa, mengapa pilihanmu bukan di yavadwipa? Kau tau?, Bibirku ingin sekali mengatakan semuanya tapi aku tak punya cukup keberanian atas jawaban yang akan kau lemparkan kepadaku

Akhirnya pengumuman seleksi ke dua sudah di buka dan namamu sekali lagi tidak lulus. Aku mulai bertanya lagi akankah kita bertemu? Akan kah kita menatap langit yang sama? Atau kau akan menempatkan diriku dalam ruang sunyi bersama rindu? " Semangat, jadi.. apakah kau kan ikut seleksi selanjutnya?" Kataku tanpa berpikir panjang " sepertinya tidak aku akan gap year" jawabmu tegas. Aku sekali lagi berpikir ohiyaa kau akan menyiapkan ujian seleksi selanjutnya di yavadwipa kau akan berangkat bersamaku dan tak akan ada kekhawatiran lagi di hatiku untuk tak bersamamu.

Dan sekali lagi hayalanku hanya pelangi, sementara. Bahagiaku ternyata hanya sementara, kau tidak kembali ke yavadwipa kau hanya berlibur beberapa Minggu lalu kembali lagi ke kota ini. 

Aku telah berdiri di belakangmu telah menyusulmu sesuai tempat yang telah di sepakati bersama, tapi sekarang kau di mana? Aku akhirnya sendiri di mana tempat ini adalah tempatmu.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta dan Waktu

Rumit

silent